Jangan salah

Kebiasaan sarungan dan pakai sandal memang sudah  seperti mendarah-daging kebiasaan tersebut terbawa sejak jadi santri sampai menjadi pengurus koperasi pondok pesantren. Sarung dan sandal merupaka ciri pesantren salaf indonesia dan sering dinisbatkan dengan ormas islam Nahdlotul Ulama. 

" Maaf pak, bapak tidak boleh masuk !" Seru satpam.

" Lho kenapa ? " Tanya seorang pengurus koperasi tadi.

" Menurut peraturan jika mau masuk kedalam harus mengenakan pakaian rapi dan formal. Minimal pakai celana  dan sepatu pak." Jawab petugas keamanan dengan tegas.

" Lho tapi saya kesini bawa undangan lho pak. Ini undanganya dan yang mengundang adalah direktur bank ini langsung."

" Maaf pak, saya hanya menegakan peraturan yang ada." Jawab petugas keamanan.

Akhirnya karena dipersulit untuk masuk kedalam. Ia ditelpon oleh direktur bank yang mengundang, karena lama tidak datang-datang.

Tak selang beberapa lama. Munculah seorang berpakian rapi mengenakan kemeja berdasi, jas, celana, dan sepatu fantofel mendatanginya dan mengucapkan salam. Dia adalah direktur bank.

Direktur tersebut bertanya kepada petugas keamanan.

" Kenapa kamu tidak memperbolehkan masuk bapak ini ?"

Jawabnya dengan merunduk ketakutan, karena ditanya bosnya.

" Maaf, pak. Saya hanya menegakan peraturan lagipula  biasanya hanya mencari sumbangan dengan berbagai kedok."

" Lho, kamu jangan salah bapak ini adalah pengurus koperasi pesantren yang koperasinya terbaik di Jawa timur. Tahu tidak berapa asset kekayaan koperasi tersebut ? 6 Miliyar dan bapak ini orang penting di koperasi tersebut." Jawab direktur kepada petugas keamanan.
Dengan kagetnya petugas tersebut menjawab.

" Mohon maaf pak. Saya tadi tidak tahu sambil menjabat tangan bapak ustadz pengurus koperasi."

" Iya, pak satpam. Tidak apa-apa. Maklum kan tidak tahu."


 Oleh : Novan Arianto
 Disadur dari tulisan Ust.Saiful Bakhri yang dimuat di buletin Insani Al Yasini.

 Koperasi yang dimaksud BMT Sidogiri
Share on Google Plus