Gus mus
Sekian
lama aku mencari sosok sebagai musnad illai inspirasi syair-syairku
Sama
sekali tak ada yang cocok untuk isnadku
Dari
lorong-orongkampung, lorong gedung-gedung perkantoran, lorong sekolah
hingga lorong kampus tak ada satupun yang bisa aku jadikan musnad
illai
Kemudian
ditengah lelah aku berjalan mencari
Terlihat dari kejahuan pancaran cahaya terang dari balik gerbang
pesantren yang mengagah lebar
Aku
melihat sosok kharismatik dibalik mimbar membacakan syair-syair
syahdu menyejukan hati
Amboi....Siapakah
gerangan beliau? Tanyaku dalam hati kecil
Aku
bertaya kepada salahseorang santri dan dijawab. Beliau KH Mustofa
Bishri
Abah
Banyak
sekali sastrawan nasionalis dinegeri ini abah, namun hanya nasionalis
tidak agamis
Banyak
sekali penyair dinegeri ini abah hanya sering meneriakan nasionalisme
tapi tidak dengan spiritualisme
Saat
aku melanjutkan perjalananku. Kupijakan kaki di sebuah negeri, orang
bilang negeri tanah garam
Subhaallah,
Walhamdulillah, wasyukurillah, waallahuakbar
Dihampir keputus asaan aku mencari musnad illai
Aku
terkesima melihat sosok kharismatik keluar dari balik pintu jati kuno
rumah bambu sederhana dan duduk bersila diatas bilik musholah depan
rumah
Melantunkan
doa-doa pagi agar hari ini selalu diberi rahmat oleh Allah untuk
agama ini, ummat ini dan bangsa ini. Allahuakbar.
Aku tak
tau lagi seandainya Gus Mus dan Abah tidak ditakdirkan dunia ini
Sedangkan
aku isnad, siapa yang akan menjadi munsad illainya
GusMus
dan Abah, aku sudah menemukan musnad ilainya
Izinkan aku untuk berada dibelakamu, Gus dan Abah
Pasuruan,
17-10-2016
Novan Arianto
novanarianto53@yahoo.com