Bahasa jurnalistik


Guys, kali ini redaksi bakal membagikan info seputar ragam bahasa jurnalistik. Apa itu bahasa jurnalistik ? Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan untuk menulis sebuah berita/naskah yang dimuat dimedia massa, seperti koran baik online maupun cetak, majalah, Mading, dan sebagainya.

Ragam bahasa jurnalistik. Tidak seperti ragam bahasa yang lainya, terutama dari segi konstruksi penyusunan kata dan kalimatnya. Menurut H. Rosian Anwar, wartawan senior. Ragam bahasa jurnalistik memiliki 5 ciri khas. Disingkat STMJR ( Singkat, Tertib, Menarik, Jelas, dan Ringkas.)

Begini guys, adik-adik. yang baru belajar menulis.

1. Singkat, Kalau beritanya terlalu panjang. Pembacanya bisa booring guys. Apa lagi kalau yang baca orang super sibuk. Jadi gak kebaca deh tuh berita. Makanya penggunaan tanda baca dan konjungsi harus benar-benar diperhatikan agar yang baca tidak salah arti.

2. Tertib. Walaupun singkat, teteap saja guys. Bahasa jurnalitik harus mematuhi kaida bahasa baku yang berlaku, seperti susunan kata, prioritas, dan sebagainya.

3.Menarik, seorang wartawan harus kreatif. Tapi tenang aja guys, semuanya ada triknya dan bisa dipelajari asalkan ada kemauan. Jika sobat ingin lihai menulis berita kayak wartawan profesional. Harus sering-sering latihan nulis dan banyak baca. Dari membaca sobat bisa dapatkan banyak informasi yang nantinya bisa sobat kembangkan sendiri saat dibutuhkan. Upss iya. Kembali lagi ke point utama. Menarik, maksudnya berita yang dibuat benar-benar layak dibaca. Terkadang ada berita yang bikin boring guys, yang lain udah lama upload . Eh, dia baru upload . Akhirnya kan jadi basi kan guys. Sebisa mungkin upload sebelum keduluan yang laen.

Kemudian yang kagak kalah penting adalah judul. Usahakan menggunakan judul semenarik mungkin kalau bisa provokatif tapi jangan berlebihan. Contoh judu berita yang tidak menarik. " Seekor sapi lepas dari kandang. " Judul ini sudah menunjukan isi dari berita guys, beda jika menggunakan. " Karena lalai, Si Bejo lepas." Kalau begini kan pemabaca penasaran siapa sih si bejo itu ? Padahal si bejo nama si sapi yang lepas akibat pemiliknya tidak mengikat si bejo dengan benar.

Setelah judul. Ada satu lagi guys yang tidak kalah penting, yakni. Hindari penggunaan kalimat yang sama secara berulang-ulang ( Monoton ).

4. Jelas. Kalo ini mah udah pasti guys, coba sobat bayangkan kalau berita tersebut kagak jelas. Judulnya A, eeehhhh. Isinya malah B. Capek deh.

5. Ringkas, bahasa jurnalistik harus sebisa mungkin menggunakan bahasa yang tidak bertele-tele disamping itu penulis harus benar-benar menghindari penggunaan kata-kata mubadzir. Apabila tidak dipakai tidak akan mengganggu  arti. Co bayangkan kalau wartawanya terlalu bertele-tele hanya untuk mengabarkan berita kebanjiran..... Waduh, pasti kalau itu koran terbit lagi. Bakal tidak ada yang baca.....hehehehe.

Contoh paragraf bahasa jurnalistik.

Tidak Jelas

Banjir yang terjadi semalam menewaskan 10 orang, dan 5 diantaranya anak-anak. Sementara itu Tim SAR menurukan tim khusus untuk mencari 10 korban hilang tersebut. Banjir terjadi akibat dibit air meningkat sementara tanggul sunggai tidak kuat menahan derasnya air.

Bandingkan dengan paragraf berikut.

Jelas

Akibat tidak kuat menahan  derasnya aliran air sungai Lok yang berada di desa Sumbersari, Kecamatan Kedungkandang, Kab. Kediri. Sabtu 10/19. Tanggul sungai akhirnya jebol dan aliran air menerjang pemukiman warga. Derasnya aliran air yang menerjang menewaskan sepuluh orang dan lima diantaranya anak-anak. Tim SAR yang datang menerjunkan dua tim khusus untuk menacari keberadaan korban yang masih hilang, sementara korban yang sudah ditemukan dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan visum.

Ada pertanyaan ?
Comment aja dibawah ini atau kirim e-mail ke e-mail penulis.

Novan Arianto
novanarianto53@yahoo.com 
Share on Google Plus